Efek Salju

Selasa, 15 Juli 2014

Unconditionally Love :)

Ketika tahu hanya beberapa orang yang mencintaimu, jangankan bicara, ada kerapuhan ketika kau merasakannya.

Mencintai dan dicintai seseorang dengan tulus tanpa syarat memang tidak semudah yang dibicarakan.

Ada kalanya seseorang sangat mencintai orang lain dengan ketulusan, dan orang tersebut masih menggunakan kata 'syarat' di dalamnya.


Tidak, itu bukan perasaan yang sedang saya alami saat ini, saya mencoba menyukai dan mencintai orang lain dengan tulus tapi saya tidak pernah tahu apakah orang tersebut melakukan hal yang sama pula. Jadi saran terbaik adalah tetap ber husnuzon, alias berprasangka baik terhadap orang lain.


Yang akan saya tulis saat ini adalah rasa gugup saya menghadapi kehidupan baru di dalam diri. Sebelum saya merasakan penambahan kata di belakang nama saya, hari ini saya teringat dengan almarhum ayah saya yang sudah meninggal sejak 2005 lalu. Rindu sekali saya padanya, saat kelas 6 Sekolah Dasar, saya mengalami hal yang agak serupa dengan saat ini, memiliki peningkatan level pendidikan. Ujian Nasional untuk masuk ke Sekolah Menengah Pertama (SMP), hanya hal yang berbeda adalah ketika kala itu dia bersama dengan saya, memegang tangan saya begitu erat bahkan ketika waktu ujian saat itu hujan lebat, beliau setia menemani saya sampai di gerbang sekolah, mengantarkan aku yang kala itu tak mengerti apa yang beliau maksut dengan 'ujian' .

Mamaku, memang selalu ada di sampingku, hanya saja sering aku merasa kasih sayang yang dia beri tidak sebesar ayahku. Saat kecil memang, aku sering dimarahi olehnya, haha kelakuan masa kecil yang sulit untuk dilupakan. Entah karena hal apapun, mama selalu membela kakakku, at least, hubungan ku dengan mereka memang baik di masa lalu, but not now.

Rasanya ketika aku gagal, merekalah orang pertama yang kulihat masih ada senyum di wajah mereka. 


Ayah, betapa inginnya kau hadir di saat ini sekarang, benar-benar butuh seseorang yang kembali mencintaiku dengan tulus, setulus kasih ayah padaku, tidak ada kata 'syarat' di dalamnya, dia selalu melindungiku. Bak perisai bagiku, dia adalah orang yang selalu membelaku, mengangkat tanganku ketika hidupku terasa berat dan mengatakan 'coba lagi'. 

Saat ini di titik dimana aku akan menghadapi sidang skripsiku, tiba tiba aku mengingatnya, yang membuatku sebal kenapa aku harus menangis di kampus -____- bahkan di depan dosen pembimbingku -___-


Haaaahh *deep breath* aku ingin ini semua cepat berlalu. Apapun hasilnya nanti satu yang kuharapkan adalah setidaknya aku tidak boleh mengecewakan ayahku, karna hanya dia orang yang mencintaiku dengan tulus dan bersama denganku saat ku sulit.


For all readers, please praying for me hopelly u can pray unconditionally, hahaha hopelly I can solve my problem, pass my thesis and graduate asap. Thanks! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar